Amour Impredecible Two { Denial }

amour 

2ndDenial

_Copyrigt © 2016 by chiezchua__

***

Kyuhyun tersenyum mengejek tepat setelah pintu di depannya terbanting dengan suara keras, “ini menarik!” gumamnya lirih seraya menuang kembali wine dari botol ke dalam gelas kristalnya, mengguncangnya perlahan, lalu disesapnya cairan kemerahan tersebut sedikit demi sedikit, menikmati sensasi panas merayapi tenggorokannya.

Cho Kyuhyun menghitung dalam diam, setiap detik jarum jam yang berputar menjadi saksi bisu keyakinan dirinya bahwa apa yang selalu dia inginkan pasti akan terwujud, entah itu harta, wanita, maupun tahta. semuanya memang telah terbukti dengan pencapaian yang telah ia raih hingga sejauh ini. Cho Kyuhyun yang sekarang bukanlah Cho Kyuhyun di masa lalu ─ seorang bocah laki-laki kumal yang hidup terlantar, setiap hari hidupnya hanya bergantung pada segumpal nasi yang jika beruntung bisa ia dapatkan.

Kini hidupnya sudah berbeda, segalanya dapat dia miliki, seluruh asset miliknya tidak akan habis, justru semakin lama akan terus berkembang, dan dengan sendirinya wanita manapun kini bertekuk lutut dibawah kuasanya dan dengan senang hati Cho Kyuhyun akan mempermainkan mereka semua, bagi Kyuhyun wanita adalah sebuah biduk yang bisa ia jalankan sesuka hati, wanita tidak akan banyak berkicau jika mulut mereka telah disumpal dengan benda yang bernama uang. Uang memang merupakan segalanya, seberapa banyak pun manusia tidak akan pernah puas untuk dapat memilikinya, itulah yang sedang Kyuhyun lakukan saat ini, segala cara akan dia lakukan hanya demi uang, tidak peduli benar maupun salah, karena hanya uang yang akan membuatnya disegani oleh golongan manapun.

Dia sedang menunggu─ menunggu sesuatu yang memang sedang dinantikannya. Lihat apa yang akan terjadi? tenang saja, kau pasti akan tahu sendiri nantinya.  Seringai itu kembali muncul karena tepat seperti dugaannya, hanya dalam waktu beberapa menit, pintu ruangan eksklusif itu diketuk oleh seseorang.

“Masuk!”

James─Asisten kepercayaannya masuk dengan langkah tergopoh-gopoh. “Maaf Sir! ada keributan di bawah!” Marcus mengerutkan keningnya tidak suka. “Apa maksudmu?”

“Seorang wanita membuat marah tamu VVIP kita, saya tidak tahu harus menjelaskannya detailnya seperti apa, yang pasti anda harus turun tangan mengatasi masalah ini.”

“Baiklah! aku akan segera kesana.”

Kyuhyun melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut, menuju ke area Club eksklusif miliknya yang hanya dipenuhi tamu-tamu khusus dari kalangan atas, seharusnya keributan sekecil apapun tidak boleh terjadi di dalam sana, privasi setiap tamu harus sangat terjaga, jika tidak tentu saja akan mempengaruhi reputasinya selama ini sebagai pemilik club sekaligus rumah bordil  paling ekslusif di New York.

Cho Kyuhyun atau yang lebih dikenal dengan nama Marcus Cho adalah satu-satunya pemilik rumah bordil yang memiliki izin resmi bisnis prostitusi di kawasan New York, pria muda nan sukses ini juga memiliki julukan  Man of Raider ─ si penjarah segala, yang berani menghalakan segala cara apapun untuk mendapatkan keinginanya. Luminious adalah nama klub dan Rumah Bordil miliknya, dua tempat tersebut tergabung menjadi satu dalam sebuah gedung yang berbeda lantai. tidak dapat dipungkiri bahwa tempatnya ini memang menjadi tujuan favorit bagi para pesohor negeri.

Para tamu yang mendatangi klub dan rumah bordilnya bukan hanya kalangan bangsawan berkantong tebal, bahkan para selebritis ternama sekelas Motley Crue Vince Neil serta politisi berpengaruh dalam negeri sering mengadakan pesta rahasia di tempatnya tersebut. Apapun dapat mereka lakukan di dalam genung berlantai puluhan ini, semua fasilitas telah marcus sediakan lengkap.  Pelayanan yang baik dan keamanan yang ketat demi menjaga privasi para tamu adalah prioritasnya, “Itulah sebabnya Marcus juga memiliki layanan antar jemput khusus bagi para pelanggan VVIP-nya, sebuah mobil limosin berkaca gelap anti tembus pandang, keamanan yang dijaga ketat melalui pintu masuk pribadi, dan sebuah landasan helikopter diatap gedung.

Pemandangan tak menyenangkan langsung tertangkap oleh retina Marcus tepat saat dia sampai di ruangan klub khusus bagi tamu-tamu pentingnya, “Apa yang terjadi?” Marcus berjalan mendekati kerumunan orang-orang di sekitar Mr. Russel.   salah satu politisi negeri ─ Anthony Russell yang dia kenal penuh wibawa dan bijaksana pada khalayak umum kini terlihat menyedihkan dengan tampilannya yang bisa dikatakan sangat mengkhawatirkan. Pria setengah baya itu terduduk di sofa dengan kondisi nyaris tak sadarkan diri, kepalanya terluka parah , terlihat pelipisnya mengalir darah.

“Cepat panggil ambulan, dan pastikan tidak ada media yang tahu kejadian ini.” intruksi Marcus kepada pelayannya.

“Baik Sir.”

“Salah satu pelacurmu memukulnya dengan botol minuman.” sahut seorang pria tambun berkumis tebal yang saat ini memegangi lengan Mr. Russel. Mata hitam kelam Marcus membulat sempurna

“Tidak! aku baru melihat wanita itu, dia bukan salah satu diantara kami.” Caroline ─ salah satu wanita penghibur ikut menimpali, dan temannya yang lain mengangguk mengiyakan.

“Mungkin saja dia salah satu teman dari pelanggan disini.”

“Kemana perginya dia?” sergah Marcus, mata hitam kelamnya berkilat marah.

“Ke arah sana.” jawab Carol.

“Kau harus pastikan menemukan wanita sialan itu dan buat dia mendekam di penjara atau tempat ini hanya akan tinggal nama.”

Mau tidak mau Marcus hanya bisa mengiyakan keinginan tersebut.  Masalah ini harus dia selesaikan dengan jalan yang tepat agar semuanya tidak menjadi kacau. Marcus melangkahkan kakinya pergi menuju ke arah yang di tunjuk salah satu pelacurnya.

 

 

***

 

 

Ryenne duduk meringkuk di bawah bayang-bayang gelap sebuah lorong panjang yang sepi, entah dimana dia sekarang bahkan tidak tahu, otaknya terlalu sulit mencerna semuanya.  Dia hanya ingin berrsembunyi, sembunyi seaman mungkin agar tidak ada satu orang pun yang bisa menemukannya. Gadis itu memejamkan matanya erat seraya menahan diri agar tangisnya tidak pecah. Tidak! dia tidak boleh menangis, ini hanya mimpi buruk gadis itu yakin besok semuanya akan kembali seperti semula, mimpi buruk ini akan cepat berakhir.

Sayangnya semua ini terasa sangat nyata, gadis itu bahkan menyadari aroma pekat bau anyir yang melekat di telapak tangannya. Ya Tuhan! apa yang baru saja dia lakukan? apa dia telah membunuh seseorang. Tidak! itu bukan salahnya, dia tidak sengaja melakukan itu dia hanya ingin membela diri. Gadis itu menggeleng kuat disela isakannya menahan tangis.

Tiba-tiba saja bayangan itu kembali berputar-putar di kepalanya. Ryenne berjalan dengan langkah terseok-seok tanpa tahu arah, tubuhnya membentur beberapa orang yang sedang sibuk meliukkan tubuhnya menikmati hentakan music disko, beberapa umpatan tertuju padanya karena Ryenne mengganggu aktivitas mereka, dia nyaris kehilangan keseimbangan. Pandangan matanya hampir menggelap, keringat dingin mengucur deras dari sela pori-pori kulitnya, yaach Ryenne sangat ketakutan, dia bahkan tidak tahu kemana kakinya melangkah, yang dia inginkan saat ini hanyalah segera pergi dari tempat mengerikan ini, hingga sebuah cengkraman kuat membuat langkahnya terhenti seketika, menariknya kebelakang membuat tubuhnya berputar arah. Tubuh Ryenne membentur dada bidang seorang pria paruh baya yang kini melingkarkan lengannya kuat pada pinggangnya.  “Kau akan kemana cantik? ayo kita bersenang-senang dulu.” tubuh Ryenne menengang dalam cengkraman pria tua asing yang tidak dikenalnya. Dia berusaha memberontak ingin melepaskan diri tapi pria itu justru menarik ryenne dan memaksanya agar mengikuti langkahnya.

“Lepaskan aku!” Ryenne masih berusaha memberontak tapi usahanya sia-sia, tubuhnya justru dihempaskan begitu saja pada sofa beludru yang berada di sudut, menjauh dari pandangan orang-orang yang msih sibuk meliukkan tubuhnya di lantai dansa. kepalanya pening, rasa takut semakin menderanya, ryenne bersaha sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak terjatuh, dia harus kuat, dia harus bisa keluar dari situasi ini, dalam hati Ryenne berharap semoga ada seseorang yang bisa menyelamatkannya.

“Temani aku malam ini honey, aku akan membayarmu berapapun yang kau mau.”

Pernyataan tersebut membuat amarah Ryenne tersulut, dia bukan wanita murahan, pria tua ini sudah salah mengiranya. “”Kau salah orang sir! Aku bukan pelacur yang kau maksud, carilah wanita lain, aku akan pergi.!”  dengan gerakan cepat beranjak dari posisi duduknya. siap melangkahkan kakinya, namun lagi-lagi gerakannya tertahan, pria tua itu menarik pergelangan tanganya,  mendudukkannya kembali dengan paksa.

“Aku tidak peduli honey, malam ini kau adalah milikku!” pria tua itu mendekatkan wajahnya hendak mencium Ryenne, gadis itu berusaha menjauhkan tubuhnya tapi pria itu justru menarik pinggangnya semakin mendekat, Ryenne sangat ketakutan tanpa pikir panjang sebelah tangannya meraih botol wine di atas meja lalu dengan cepat menghantamkannya pada kepala bagian belakang pria tua tersebut. pria tua itu mengaduh, seketika itu juga cengkraman pria itu dipingganganya mengendur, Ryenne seegera mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri. berlari cepat meningalkan tempat tersebut, ya dia harus bersembunyi, sejauh mungkin agar tidak ada satu orang pun yang bisa menemukannya, Ryenne terus berlari tanpa arah, hingga dia menemukan sebuah pintu hitam yang tertutp rapat, Ryenne berusaha membuka pintu tersebut, berhasil dia segera masuk dan justru kini dihadapnya terpampang sebuah lorong panjang seolah tak berujung, Ryenne kembali melangkahkan kakinya, berlari sekuat tenaga dia tidak peduli kemana lorong ini akan membawanya pergi, yang pasti dia harus menjauh dari orang-orang mengerikan tersebut. Nafasnya kini putus-putus dia mulai kehabisan tenaga, Ryenne jatuh terduduk di sebuah sudut gelap, dia sudah tidak kuat berlari lagi, dia meringkukkan tubunya, berusahaa menyembunyikan diri, berharap tidak ada seorang pun yang dapat menemukannya di tempat ini.

Keheningan yang sejak tadi dia rasakan kini seolah menghilang, gadis itu mendengar sesuatu, sesuatu yang seolah akan menerkamnya saat ini juga, suara langkah yang perlahan demi perlahan mendekatinya, setiap bunyi  1 langkah itu seolah merenggut pernafasannya, apa hidupnya akan berakhir seperti ini, dia semakin meringkuk ketakutan tatkala suara langkah kaki itu semakin jelas mendekat ke arahnya. gadis itu benar-benar putus asa, dia tidak bisa pergi kemanapun apalagi melarikan diri, kini posisinya seolah terkungkung dalam labirin, tanpa adanya jalan keluar. gadis itu semakin frustasi hingga tak mampu menguasai dirinya hingga tanpa dia sadari kesadaran seolah terengggut dari dirinya.

Kyuhyun berjalan melewati lorong-lorong panjang yang menghubungkan setiap ruangan  dengan yang lainnya, bangunan miliknya ini memang memiliki banyak lorong dan pintu-pintu rahasia yang jarang di ketahui oleh siapapun, ya tentu saja semua ini dibuat dengan tujuan tertentu,  lorong-lorong panjang dan pintu-pintu rahasia ini hanya digunakan pada situasi-situasi tertentu saja, misalkan saat tamu sangat penting yang ingin merahaiakan kunjungannya, dan hal tersebut untuk menghindari para media yang dapat menyabrkan skandal kapanpun dan dimanapun, karena itulah tempat dibuat sedemikian rupa dengan tujuan-tujuan terntu.

Kyuhyu yakin gadis itu tidak akan pergi jauh, pasti masih ada di sekitar ini, dia tidak akan pernah bisa keluar dari gedung ini tanpa ada orang dalam yang membantunya. seringai muncul tatkala  Kyuhyun teringat Grace dan Mathew tentu saja kedua pasangan tersebut saat ini sedang sibuk sendiri dan melupakan keberadaan Ryenne.

“Kemana perginya gadis sialan itu?” geram Kyuhyun disela desisan. Kyuhyun tidak sampai berfikiran bahwa gadis itu akan membuat kekacauan sejauh ini.

Dia terus melangkah melewati lorong-lorong perlahan demi perlahan dan selalu memeriksa sudut-sudut tersembunyi.  sayangnya Kyuhyun tidak menemukan appaun. Langkah kakinya hampir mencapai lorong paling ujung, mata hitamnya kini seperti menangkap sesuatu dia semakin mempercapat langkahnya,  dan benar saja dia menemukan gadis itu merinngkuk tak sadarkan diri di lantai.

Kyuhyun meraih tubuh Ryenne,, menyelipkan kedua tangannya di belakang punggung dan dibawah lutut gadis itu,  membopongnya dengan kedua tanganya, lalu membawanya pergi dari tempat gelap itu.

“Dasar gadis merepotkan! kupastikan kau akan menebus semua ini!”

 

 

***

 

 

Kyuhyun merenung seorang diri di ruang kerjanya, dia bingung memikirkan apa yang harus dia lakukan pada gadis itu, tidak mungkin Kyuhyun membawanya ke rumah sakit, atau nanti bisa menimbulkan kehebohan lainnya, masalah dengan Mr. Rusell saja belum selesai, Kyuhyun tidak ingin membuat hidupnya yang selalu tertata rapi menjadi kacau akibat  satu wanita saja, itu tidak akaan terjadi, dan Kyuhyun tidak akan pernah membiarkannya. Lagipula gadis itu sepertinya hanya pingsan  akibat syock saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kondisi tubuhnya baik-baik saja, Kyuhyun yakin besok pagi gadis itu akan sadar dan Kyuhyun bisa menuntut gadis itu agar mau mempertanggung jawabkan semua yang telah dia lakukan.

Suara dering ponsel membuyarkan lamunannya, Kyuhyun menerima panggilan tersebut lalu menekan beberapa tombol pada layar intervalnya, seketika itu juga video call dalam ponsel Kyuhyun terhubung pada layar fokus lebar yang berada tepat di hadapannya, menampilkan menampilkan seorang pria paruh baya berambut separuh botak dengan cerutu di tangan kananya

“Kau ingat perjanjian kita?” sapaan pertama itulah yang langsung ia dengar dri pria paruh baya tersebut. Kyuhyun membuang wajahnya kea rah lain, lalu menjawab pertanyaan tersebut dengan malas. “Aku tidak akan lupa.”

“Seharusnya memang seperti itu.” balas pria paruh baya lalu mendekatkan kembali cerutunya ke bibir, menyesapnya perlahan seraya menampilkan senyuman sinis.

“Sekali lagi kuperingatkan, kau boleh mempermainkan wanita manapun sesuka hatimu, aku tidak peduli. Hanya satu yang harus kau lakukan! simpan baik-baik harta karun kita.”

“Ada sesuatu yang harus kau tahu.”

“Aku baru saja medapat informasi bahwa Lee Chung Ho sedang melacak keberadaannya, kau harus memastikan tidak ada satupun informasi yang dapat dia temukan, aku akan mencoba menghalanginya dari sini.”

“Aku tahu apa yang harus kulakukan.”

“ Ikatlah dia bersamamu..”

“Aku tidak ingin terikat dengan siapapun.” desis Kyuhyun.

“Hanya itu satu-satunya cara, buat dia  berada di bawah kendalimu, agar tidak ada satupun orang luar yang bisa mencampuri urusan kita.”

“Aku akan memastikan semuanya berjalan dengan baik tanpa harus mengikuti saranmu.”  jawab Kyuhyun penuh keyakinan.

“Hei! aku tidak menyuruhmu terikat selamanya, ingat! hanya sampai rencana kita berhasil dan setalah itu kau boleh melakukan apapun sesukamu. membuangnya, mencampakannya atau membunuhnya sekalipun terserah padamu.”

Kyuhyun mengetukkn telunjuk di dagunya, Nampak berifikir sejenak. “Sepertinya akan lebih menarik.” seringai di sudut bibir itu mendandakn sebuah kesepakatan baru diantara mereka.

 

 

***

 

 

Ryenne merasakan ada seberkas cahaya yang menyilaukan di hadapannya, ada sesuatu yang mendorong hatinya, menyuruhnya agar cepat membuka mata, gadis itu membuka kelopak matanya secara perlahan, mengerjap-ngerjapkannya sebentar, menyesuaikan penglihatannya yang mungkin saja masih terlihat kabur, dirinya belum menyadari sepenuhnya apa yang terjadi saat ini.

 

“Sepertinya kau harus menarik lagi kata-katamu nona.” sapaan pertama itulah yang Ryenne dengar tepat ketika kesadaran mulai merayapi benak gadis itu,  Ryenne bangkit dari posisi tidurnya, pandangan matanya menatap ke sekeliling dan terpaku pada sosok yang kini tengah duduk seraya melipat salah satu kakinya di atas sofa putih yang terletak  tepat di sisi kiri tak jauh dari ranjangnya, tentu saja Ryenne masih mengingat betul wajah sialan itu, pria menjengkelakn itu, mengapa bisa ada di sini? dimana dia sebenarnya?

“Kau sedang berada di penthouse milikku nona!” ujar pria itu, Seolah mengerti apa yang sedang berkecamuk di dalam  pikiran  Ryenne.

“Bagaimana aku bisa ada disini?” Ryenne merasakan kepalanya sedikit pusing, seolah kehilangan orientasi.

“Well itu tidak penting, pertama –tama kau harus menarik kata-katamu lebih dulu.” pria itu kembali menyeringai, merasa bahwa dirinya kali ini menang. Dan tidak akan ada seorang pun yang bisa mengalahkannya.

“Apa kau lupa perkataanmu kemarin?” Kyuhyun beranjak dan mendekati Ryenne.  mata htam legamnya menatap lurus pada gadis itu, seolah mengintimidasi.

“Mulai sekarang ingat baik –baik dalam otakmu, kau harus sudi menatap wajah ini setiap hari!”

Ryenne terperangah menatap sifat arogan pria di depannya ini, memangnya siapa dia berani sekali menyuruhnya seperti itu, amarah tersulut dalam dirinya. “Memangnya siapa kau, huh!”  “Minggir, aku akan pergi dari sini!” Ryenne menepis tubuh Kyuhyun kemudian turun dari ranjang lalu melangkahkan kakinya, tidak menyadari senyum sinis kyuhyun yang saat ini mencemoohnya.

“Oh! jadi kau sudah siap mempertanggungjawabkan perbuatanmu tadi malam nona.”

Deg! seketika langkah Ryenne terhenti. Sebuah ingatan tentang kejadian semalaam tiba-tiba memberondong memenuhi otaknya, ya dia sudah melakukan kesalaahanan fatal, tapi Ryenne sendiri masih belum tahu sejauh mana permasalahan yang harus dia pertangggung jawabkan.

Ryenne menoleh kebelakang, dan tatapannya menemukan senyum mencemooh pada wajah pria yang tepat berada didepannya itu.

“Aku tidak takut!” Ryenne memutar kembali tubuhnya lalu melangkah cepat meninggalkan kamar tersebut.  Ryenne memutar otaknya, dia harus segera pergi dari tempat ini, bagaimana pun caranya. pandangannya menatap ke sekililing, ruangan ini sangat luas dan Ryenne tidak tahu dimana dia bisa menemukan pintu keluar dari penthouse ini, sialaan apa yang terjadi semalam sampai dia bisa terjepak pada posisi saat ini. Lagipula untuk apa pria itu repot-repot membawanya kemari, rutuk Ryenne dalam hati, namun ingatan ketika dia meringkuk seorang diri dalam gelam membuat Ryenne bergidik ngeri.

“Polisi saat ini tengah mencarimu, kusarankan kau tidak melangkahkan lebih jauh lagi kakimu itu jika tidak ingin menjebloskan dirimu sendiri ke pejara.” suara dari belakang tiba-tiba mengagetkan Ryenne.

“Apa maksudmu?!” tanya Ryenne dengan nada suara  meninggi.

“Sepertinya kau belum menyadari kesalahan fatal yang telah kau lakukan noona.” Kyuhyun berjalan semakin mendekat. “Pria semalam yang kau lukai itu adalah Antony Russel si politikus negeri ini, orang yang dkenal penuh wibawa dan citra baiknya, dia selalu menjadi sorotan publik, dan kau pasti menyadari kegemparan apa yang terjadi saat ini.”

Tubuh Ryenne menegang seketika, sungguh dia tidak menyangka jika apa yang dilakukannya semalam akan membawa dampak buruk sejauh ini, dia tidak tahu apa yang dilakukannya saat ini, bagaimana dengan pekerjaan yang dibanggakannya selama ini apa semuanya akan berakhir sia-sia?“Aku melakannya tanpa sengaja” Ryenne berusaha mengelak. membuang wajahnya kesamping, menghindari tatapan menusuk dari Kyhyun.

“Dan asal kau tau, kekacauan yang kau lakukan , menimmbulkan kerigian besar untukku dan kau harus menggantinya.”

“Aku pasti akan menggantinya, kau tidak usah khawatir, sekarang juga tunjukkan padaku dimana pintu keluar penthouse sialan ini!”

“Sudah kukatakan kau harus tetap disini!”

“Aku akan tetap pergi dari sini! “ Ryenne semakin meninggikan suaranya.

“Baiklah, silahkan nikmati mimpi buruk yang kau cipatakan sendiri noona.”

 

 

***

 

 

Pagi ini Zonderfan Inc. dihebohkan oleh kedatangan beberapa orang intel dari kepolisian yang sedang mencari keberadaan salah satu pegawai mereka, Zoey Burton selaku pimpinan direksi merasa bertanggung jawab, dan saat ini sedang menghadapi dua orang polisi tersebut untuk memberikan keterangan.

“Kami sedang mencari keberadaan noona Ryenne Park” Zoey Burton sedikit kaget mendengar nama salah satu pegawainya yang terkenal penuh disiplin itu bisa terlibat dengan kepolisian.

“Maaf sebelumnya, pegawai kami yang bernama Ryenne hari ini tidak masuk, dan memang belum ada surat keterangan resmi apakah dia sedang sakit atau ada urusan lainnya, jika saya boleh tau memangnya ada urusan apa bapak mencari salah satu pegawai saya?”

“Ada laporan dari seorang korban bahwa noona Ryenne Park menjadi penyebab kekacauan, dan  korban saat ini sedang di rawat di rumah sakit akibat luka dikepalanya.” jelas salah satu intel kepolisian tersebut dan sukses membuat Zoey Burton semakin terperanjat.

“Kami juga sudah mendatangi apartemen tempatnya tinggal, namun noona Ryenne tidak ada ditempat, dan saat ini kami sudah menetapkan bahwa statusnya adalah seorang buron.” jelas polisi yang lain. Zoey Burton sedikit ngeri mendengar penjelasan kedua polisi tersebut, sunguh dia tiak menyangka dengan apa yang menimpa Ryenne saat ini, pasti ini hanya sebuah kesalahan, dia sangat tau Ryenne seperti apa, meskipun tidak terlalu dekat namun Zoey Burton selalu mengawasi dengan baik semua bawahannya termasuk para editor yang berperan penting dalam berlangsungnya perusaan tersebut, dan sejauh yang dia tau Ryenne Park merupakan salah satu editor dan penulis yang sangat berkompeten, dan terlihat mustahil dia sampai bisa berurusan dengan pihak berwajib, tidak mungkin gadis itu berani melakukan hal-hal diluar batas tanpa adanya sebuah alasan.

“Saya mohon maaf karena pegawai saya Ryenne saat ini juga sedang tidak berada di kantor ini.” ujar Zoey Burton penuh nada sesal. Dia sendiri tidak tahu dimana keberadaan pegawainya itu, dia hanya berharap masalah ini segera selesai.

“Baiklah kalau begitu, saya mohon kerjasamanya untuk pencarian ini, tolong kabari kami jika anda tahu keberadaan noona Ryenne.”

“Baiklah pak.”

“Kami permisi dulu.”

“Silahkan.”

Kedua polisi tersebut meninggalkan ruangan Zoey Burton, sedangkan di sudut lain tidak jauh dari pintu ruangan pimpinan redaksi seorang gadis sedang berdiri dengan wajah pucat dan tangan bergetar, terlihat takut dengan situasi yang dia lihat barusan, gadis itu yang tak lain adalah Grace baru saja menguping pembicaraan kedua polisi tersebut dengan Zoey Burton, meskipun terdengar samar dan tidak semua obrolan bisa dia tangkap, namun Grace tahu permasalahan rumit apa yang sedang dihadapi sahabatnya saat ini. Ya ini juga memang kesalahannya, tidak seharusnya Ryenne terlibat dalam permasalahan pelik seperti ini jika dia tidak membawa temannya itu ke Club semalam, Grace sungguh menyesali perbuatannya, namun dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya, kemana perginya gadis itu? sudah berkali-kali Grace menelfon ponsel Ryenne namun tidak aktiv, Grace sangat khawatir, seharusnya semalam dia tidak meninggalkan Ryenne begitu saja bersama Marcus, Grace sungguh tidak menyangka semuanya akan jadi seperti ini, niat baiknya justru membawa malapetaka bagi sahabatnya itu, setelah pulang kantor nanti Grace berniat akan mendatangi apartemen Ryenne dan juga Marcus, lelaki itu pasti tahu dimana Ryenne saat ini.

 

 

***

 

 

Bingung, hanya satu kata itulah yang dapat mendeskripsikan keadaan gadis itu sekarang, dia tidak mungkin pulang ke apartemen karena polisi pasti sedang mencarinya, lalu kemana dia harus pergi? apa dia harus menyerahkan diri ke kantor polisi atas kesalahan yang tidak disengaja? sungguh ini semua terjadi diluar kendalinya, Ryenne hanya ingin melindungi diri, tidak bermaksud menyakiti siapapun, lalu bagaimana nasibnya sekarang, tidak mungkin dia terus menerus seperti ini, bagaimanapun Ryenne harus segera menyelesaikan permasalahnnya,  apapun caranya, dia harus bisa membela diri di depan pihak yang berwajib.

Gadis itu baru saja berhasil keluar dari penthouse pria sialan bernama Marcus itu, ternyata pria itu tinggal di lantai paling atas yang menyatu dengan Club yang dia datangi semalam, sesaat Ryenne teringat perkataan Grace tentang lelaki yang akan mereka temui, Grace bilang bahwa lelaki itu adalah pemilik Club dan seorang mucikari paling tampan di seantero New York, Ryenne tidak menampik pada kata tampan yang melekat pada diri pria itu, tapi sayang sekali pria tersebut adalah mimpi terburuk bagi Ryenne dan dia berjanji sebisa mungkin harus menjauh dari pria itu jika tidak ingin mendapatkan masalah lebih banyak lagi. Apalagi mengetahui fakta bahwa pria itu seorang mucikari, Ryenne semakin bergidik ngeri membayangkan bagaimana jika nanti dia dijual oleh Marcus untuk menutup segala kerugian yang dialami pria itu akibat ulahnya. Oh tidak hal mengerikan seperti itu jangan sampai terjadi padanya, dia wanita baik-baik, memiliki pekerjaan cemerlang, seorang Ryenne tidak akan pernah terjatuh dalam kubangan gelap seperti itu.

Memang saat ini Ryenne telah menyebabkan kerugian pada pria itu, akibat perbuatanya semalam, tapi Ryenne yakin dia pasti bisa memepertanggung jawabkan semuanya, kali ini dia membutuhkan bantuan seseorang, nama Grace muncul di dalam benaknya. Ya ini semua terjadi juga akibat campur tangan Grace, andai saja sahabatnya tidak membawanya ke Club terkutuk itu mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi, Ryenne sebenarnya kesal pada Grace tapi saat ini dia sedang membutuhkan bantuan temannya itu.

Ryenne berjalan di sepanjang trotoar dan menyetop sebuah taksi yang baru saja lewat, dia lalu menyuruh sopir taksi tersebut membawanya pergi ke alamat apartmen Grace, beruntung sekali karena Ryenne tahu key password pintu apartemen sahabatnya tersebut, untuk sementara ini Ryenne akan bersembunyi disana sambil menunggu Grace pulang, Ryenne melirik jam digital yang tertera di dashbor taksi, tepat pukul sepuluh lima belas, tentu saja Grace saat ini pasti sudah berada di kantor. Ryenne menghela nafas lesu karena hari ini dia terpaksa tidak masuk antor tanpa memberi alasan yang jelas, dan dia juga tidak tahu bagaimana nasib karirnya setelah ini, Ryenne berharap dalam hati semoga permasalahan ini tidak berdampak buruk pada pekerjaannya di kantor, namun tiba-tiba Ryenne teringat kembali bahwa dia baru saja menyakiti seseorang hingga nyaris kehilangan kesadaran, bagaimana jika dia nanti sampai masuk penjara? apakah dia juga akan kehilangan pekerjaan? Ryenne semakin bergidik ngeri hanya membayangkan kejadian tersebut. Tidak! hal itu tidak boleh terjadi! teriaknya dalam hati.

 

 

 

***

 

 

Setelah pulang dari kantor sore tadi, Grace langsung mendatangi apartemen Ryenne yang  berada cukup dekat dengan kantor, hanya butuh waktu 20 menit jika tidak terkena macet, tapi gadis itu tidak ada disana, Grace semakin khawatir karena sampai saat ini ponsel Ryenne masih tidak aktif. Tujuannya kali ini adalah Club milik Marcus, Grace yakin pasti pria itu tahu keberadaan Ryenne sekarang. Matt tadi sempat ingin menjemputnya ke kantor tapi Grace menolaknya, karena dia sendiri yang akan kesana dan menemuinya, Matt merupakan sahabat Marcus sekaligus tangan kanan pria itu, pertemuan Grace dengan Matt juga berawal dari Marcus yang mengenalnya lebih dulu. Grace sedikit kesal karena tidak bisa  memacu mobilnya lebih kencang, sulit sekali menembus jalanan kota New York yang padat merayap seperti ini, saat ini sudah pukul 7 malam dan dia masih terjabak dijalanan seperti ini, sangat mengesalkan memang.

Tepat pukul 8 malam akhirnya Grace sampai di Club milik Marcus, di jam saat ini Club belum terlalu ramai pengunjung, hanya beberapa orang saja yang mulai berdatangan, gadis itu dengan cepat melangkahkan kakinya memasuki pintu khusus yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu saja, lalu sebuah lift rahasia membawanya ke lantai paling atas, yaach sebenarnya Grace memang cukup dekat dengan Marcus karena Matt sahabat Marcus adalah kekasihnya sendiri. karena itu pula dia bisa cukup mudah menggunakan akses tidak biasa yang berada di gedung ini.

Tanpa permisi Grace memasuki ruang kerja Marcus yang berada satu lantai dengan penthouse milik pria itu, ruang kerja itu di desain minimalis dengan penataan ruang serbaguna, memiliki pintu rahasia yang menghubungkan langsung dengan kamar pribadi milik Marcus, sedangkan jika untuk orang luar, ruang kerja ini memiliki pintu yang terarah menghadap balkon yang menampilkan view kota New York dimalam hari yang sungguh mempesona.

Grace melihat Matt sudah berada di sana, duduk dihadapan Marcus yang saat ini sedang sibuk dengan ponsel yang menempel ditelinganya. Matt menyadari kehadiran Grace, pria itu berdiri dan segera menghampirinya, satu kecupan singkat dia dapatkan. Lalu pandangannya kini menatap lurus pada pria yang baru saja meletakkan ponsel di atas meja.

“Dimana Ryenne?” tanya Grace tanpa basa basi. Sedangkan Marcus terlihat kurang berminat menjawab pertanyaan Grace.

“Sahabatmu itu memilih menolak tawaranku dan pergi ke kandang buaya untuk menhancurkan dirinya sendiri.”

Grace memejamkan matanya sejenak, berusaha meredam amarahnya, dia tahu tabiat seorang Marcus Cho, pria ini akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau, Grace tidak bisa membayangkan  kesialan apalagi yang harus dihadapi Ryenne setelah semua ini.

“Kau sudah berjanji akan mendekatinya dengan benar, lalu apa maksud semua ini? kau membuatnya menjadi seorang BURONAN CHO KYUHYUN! FUCK YOU!!” Matt yang menyadari amarah kekasihnya akan semakin meluap jika tidak segera diredakan  langsung merangsek maju meraih kedua pundak gadis itu lalu mendudukkannya disebuah sofa tak jauh dari meja kerja Kyuhyun.

“Kau tenang saja, saat ini dia sudah aman?”

“Aman kau bilang haach!!” Grace menoleh pada Matt dan senyuman sinis muncul di sudut bibirnya. “aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa polisi saat ini sedang mencarinya!”

“Kau tenang saja Grace, aku tidak sebodoh itu, kupastikan dia tetap aman asalkan gadis itu mau menuruti keinginanku.”

“Aku tahu seperti apa Ryenne, gadis itu tidak mudah menerima bantuan apapun, apalagi dari orang sepertimu.”

“Yaach! aku tahu dia memang sangat berbeda denganmu.” nada sinis itu kembali terdengar. “tapi aku sendiri yang akan memastikan bahwa takdir gadis itu adalah jatuh ke dalam perangkapku, tidak peduli bagaimanapun caranya.” Grace mendengus.

“Matt antarkan dia pulang ke apartemennya karena seseorang sedang menunggunya saat ini.” Grace mengerutkan kening mendengar ucapan Kyuhyun, namun belum sempat dia bertanya lebih lanjut Matt sudah menggiringnya keluar dari ruangan itu.

 

***

 

Ryenne melempar remote tv yang sejak tadi dipegangnya, bosan melihat acara stasiun tv yang menampilkan berita itu-itu saja, salah satunya tentu saja mengenai Anthony Russell si politikus negeri yang sangat berpengaruh dan tadi pagi sempat disinggung oleh Marcus, berbagai macam spekulasi bermunculan atas insiden yang dialami Anthony, tentu saja tidak secara spesifik disebutkan dimana insiden tersebut terjadi, semuanya sudah di scenario demikian rupa agar apa yang dialami Anthony Russell bukanlah sesuatu yang dapat mencoreng citra baiknya, Ryenne mencibir dalam hati, seharusnya pria tua itu memang pantas mendapatkan pelajaran seperti sekarang, bagaimana mungkin seorang pria tua mesum mendedikasikan hidupnya untuk negeri ini, apa jadinya nanti?

Sedangkan kini  berbagai belah pihak menaruh simpati kepada Anthony Russell, namun seseorang yang menjadi penyebab terlukanya pria tua itu menjadi gunjingan masyarakat luas meskipun hanya sebuah inisial nama yang disebutkan oleh pembawa berita, Ryenne menghela nafas dalam, sejauh ini identitasnya belum diketahui oleh public, dan dia semakin merasa was was jika nanti polisi benar-benar berhasil menemukannya, apa yang akan terjadi?? mungkinkah nama dan foto dirinya terpampang jelas di berbagai macam media massa?? oh tidak boleh, hal itu tidak boleh terjadi atau kehidupannya di Negara ini akan benar-benar hancur.

Ryenne berusaha menetralkan kembali rasa gugupnya akibat perasaan takut yang mendominasi,  situasi yang dia alami saat ini memang sungguh sulit, masa depannya nyaris terancam hancur hanya dalam waktu satu malam, bagaimana cara memperbaiki ini semua??

Tidak terhitung sudah berapa kali Ryenne melirik jam yang menempel pada dinding, ini sudah hampir pukul 9 malam namun tidak ada sedikitpun tanda-tanda bahwa Grace akan pulang.

“Kemana saja gadis itu, huuh”  Ryenne mengusap perutnya yang terlihat semakin rata, ya seharian ini dia belum sempat memakan apapun, sialnya hanya ada buah-buahan dan air mineral di dalam lemari es milik Grace, dia juga tidak membawa uang cass sepeserpun, karena sisa uang yang dia pegang sudah habis digunakan untuk membayar taksi, mimpi buruknya lagi  tadi pagi gadis itu lupa sesuatu, dia  meninggalkan ponselnya di penthouse pria Marcus sialan itu. Bagaimana caranya dia bisa mengambil ponselnya kembali, sedangkan dia tidak ingin lagi berurusan dengan pria semacam Marcus, mungkin Grace bisa membantunya nanti, gumam Ryenne dalam hati.

Beberapa saat kemudian Ryenne mendengar suara seseorang menekan tombol key password dari luar, itu pasti Grace gumamnya pelan lalu segera beranjak dari sofa malasnya dan melangkah  mendekati pintu.

Grace dan Matt melangkah masuk bersamaan setelah pintu terbuka dan tatapan mata Grace memaku pada Ryenne yang  berada tepat di depannya, gadis itu mematung diam seolah memang telah menanti kedatangannya.

Grace segera menghambur memeluk Ryenne. “Kau tidak apa-apa dear! aku sangat mengkhawatirkanmu. Suara Grace sedikit bergetar, dia terisak perlahan saat menyadari kesalahannya telah membuat Ryenne berada  dalam posisi yang sulit. “Sorry, ini semua salahku!”

“Ya! ini semua memang salahmu Grace.” Ryenne melepaskan pelukan Grace.

“Kau marah padaku?”

“Tentu saja”

“Maafkan aku. aku akan membantumu sebisaku.”

“Sepertinya aku harus segera menyingkir dari sini, selesaikanlah urusan kalian.” Matt berujar tiba-tiba. sejak tadi pria itu diam dibelakang Grace.

Grace menoleh kebelakang.” Baiklah Matt,  berhati-hatilah.”

“Pasti sayang.” Matt maju selangkah menghadiahkan satu kecupan pada Grace sebelum menghilang dibalik pintu.

Setelah kepulangan Matt,  Grace segera menarik Ryenne masuk ke dalam kamarnya, tidak perduli pada dirinya sendiri yang saat ini masih mengenakan setelan formal kantornya.

“Cepat ceritakan padaku, apa yang sudah terjadi sebenarnya?” Ryenne memutar matanya malas.

“Tidak perlu kuceritakan, kau pasti tahu hidupku nyaris hancur.”

“Bukankah aku meninggalkanmu bersama Marcus di ruangan privat, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? “

“Semuanya terjadi begitu saja, aku hanya berusaha membela diri, aku sendiri tidak menyangka bahwa situasinya akan menjadi serumit ini, apa yang harus kulakukan Grace?? polisi sedang mencariku, aku akan dipenjara, bagaimana dengan pekerjaanku, hidupku, karirku??” Ryenne menutup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menyembunyikan isak tangisnya meskipun itu percuma. kesedihan itu luruh seketika, tidak ditahan-tahan seperti saat tadi. Ryenne benar-benar takut dengan semua ini.

Grace  berusaha menanangkan Ryenne dengan menepuk pundaknya pelan. Jujur saja Grace sendiri bingung dengan situasi yang dihadapi oleh sahabatnya ini, dia tidak menyangka jika Marcus akan melakukan hal sejauh ini, sebenarnya apa tujuan pria itu?

“Kau tenang saja,  kita akan menemukan jalan keluar, sebaiknya saat ini kau beristirahatlah lebih dulu, besok pagi akan kita fikirkan bersama-sama, kau tidak mungkin terus bersembunyi seperti ini dear.”

“Jadi kau menyuruhku menyerahkan diri ke polisi?”

“Hanya untuk memberikan keterangan, kau tidak bisa bersembunyi dan mejadi buron seperti ini, mereka tetap akan memeriksamu, dan membutuhkan keterangan darimu untuk mengusut kasus ini.”

“Tapi……”

“Ssssst…. jangan pikirkan apapun malam ini, aku sudah membeli makanan tadi, cepatlah makan lalu tidurlah, lupakan sejenak masalah yang sedang kau hadapi.”

 

 

 

***

 

 

Pagi ini Grace bersiap pergi ke kantor sedangkan Ryenne berkutat dengan Sandwich yang akan menjadi menu breakfast mereka, Grace memang belum sempat berbelanja, tidak ada bahan makanan yang dapat di masaknya menjadi makanan lezat untuk sarapan mereka pagi ini.

“Sampai kapan aku harus terkurung disini?” Ryenne bergumam lemas seraya menghempaskan bokongnya pada kursi di depan meja makan. Grace pun menyusul duduk di depannya dengan setelan resmi kantor dan bersiap dengan rutinitasnya pagi ini setelah menikmati sandwich miliknya, dan tentu saja Ryenne merasa iri akan hal itu, andai saja tidak ada masalah yang membelitnya seperti sekarang, mungkin dia sudah sampai di kantor pada jam sepagi ini, yaa dia memang dikenal sebagai pegawai  paling disiplin di kantornya. Dan kali ini Ryenne lebih memilih dipusingkan dengan project novel dewasanya daripada masalah yang kini dia hadapi. Memikirkan project novel tersebut Ryenne tidak yakin bisa melakukannya lagi sekarang, kemungkinan terbesar adalah bisa saja dia kehilangan pekerjaannya itu.

“Aku akan meminta bantuan Matt, mungkin saja Matt bisa melakukan sesuatu, agar bisa   bernego dengan Marcus.” Ryenne mengerutkan kening tidak setuju. Meletakkan kembali sandwich yang sudah ia makan separuh itu ke atas piring.

“Aku tidak ingin melibatkan pria sialan itu.”

“Memangnya kenapa?”

“Entahlah! aku tidak suka dengan sikapnya, dia pria paling arogan yang pernah kutemui.” Ryenne sengaja tidak menambah bahwa Marcus telah mencuri ciuman pertamanya, tentu saja dia akan sangat malu mengakui hal itu.

Grace memutar matanya.”kau benar! memang seperti itulah Marcus, tapi saat ini hanya dia satu-satunya orang yang bisa membantu kita. Marcus memiliki banyak link khusus yang bisa memudahkan kita, dan tentu saja dia mengenal dengan baik Anthony Russell karena ─ pria itu merupakan tamu khusus VVIP  di Club miliknya.”

“Tidak adakah cara lain, misalkan mengajak berdamai dengan Anthony Russell?”

“Sangat mustahil Ryenne dear!, kau tidak memiliki penawaran apapun yang bisa kau gunakan untuk berdamai, disini posisimulah yang sangat riskan, sedikit saja kau salah melangkah, karirmu akan hancur.”

“Kau benar.” Ryenne menundukkan kepalanya.

“Maafkan aku telah membawamu ke posisi sulit seperti ini.”

“Kau tidak sepenuhnya salah Grace, hal ini terjadi akibat kecerobohonku sendiri, seharusnya aku bisa mengendalikan diri, tidak nekat menghantamkan botol minuman di kepala pria itu, tapi asal kau tahu saja aku juga memiliki kepuasan tersendiri karena telah berhasil melakukannya,  pria tua itu memang pantas mendapatkanya, dia telah berani menghinaku, menganggapku  sama seperti pelacur yang ada disana.” Ryenne menghebuskan nafas kesal, dan menggigit kembali sandwichnya lebih banyak.

Sedangkan Grace hampir selesai menghabiskan sandwich miliknya, lalu suara bel pintu membuat keduanya menghentikan sejenak kegiatan mereka.

“Siapa yang datang sepagi ini?” gumam Grace dengan mulut penuh.

“Mungkin Matt.” sahut Ryenne.

“Biasanya dia akan langsung masuk sepertimu, Matt tahu kode pintu apartemenku.”

“Aku akan melihatnya sebentar.” Grace segera beranjak dari kursi lalu berjalan ke ruang depan yang terhubung dengan pintu luar apartemennya. Grace tidak bisa melihat seseorang melalu intercom dari dalam karena orang tersebut seperti sengaja tidak ingin menampakkan diri.

“Siapa yang datang Grace?” Ryenne ternyata mengikuti langkah Grace dan tepat saat pintu terbuka gadis itu telah berdiri di samping Grace yang saat ini sedang tercengang melihat tamu mereka.

“Maaf atas kedatangan kami yang tiba-tiba, kami baru saja mendapat laporan bahwa noona Ryenne Park berada di apartemen ini.”

“Maaf anda salah alamat pak.” Grace berusaha mengelak.

“Kami telah membawa surat laporan penangkapan khusus, anda tidak bisa mencegah apapun noona atau anda juga akan kami tangkap atas tuduhan menyembunyikan seorang tersangka.”

“Mari ikut kami noona.” salah satu polisi mendekati Ryenne yang kini hanya bisa mematung di tempatnya, tak kuasa berkata-kata lagi.

 

To Be Continued

 Kalau responnya bagus aku usaian updet next cepet karena mumpung lagi libur jadi banyak waktu luang buat nulis,, See you!! ^^